Bagaimana Kondisi Kulit Wajah Saat Menstruasi?

Apakah kehadiran jerawat di area wajah kerap menjadi sinyal bahwa tamu bulanan Anda akan segera datang? Faktanya, masalah kulit yang kerap muncul menjelang, saat, atau usai menstruasi adalah respons terhadap perubahan hormon selama haid, lho! Meski ada faktor lainnya yang dapat mempengaruhi kondisi kulit seperti iklim, gaya hidup, atau penyakit, periode menstruasi menjadi salah satu faktor yang cukup berpengaruh. Nah, sebelum melakukan penanganan yang tepat untuk mengatasi masalah kulit, yuk, kenali dahulu keadaan kulit yang terjadi saat menstruasi berlangsung!

Selama menstruasi

Siklus bulanan ditandai dengan produksi hormon prostaglandin. Hormon inilah yang menyebabkan terjadinya kontraksi di dinding rahim selama menstruasi alias penyebab kram perut. Terjadinya kontraksi dapat meningkatkan sensitivitas nyeri dan membuat pembuluh darah mengerut, sehingga kulit akan jadi lebih mudah memerah.

Selama menstruasi, kadar hormon estrogen (yang penting untuk kulit) dan progesteron pun akan menurun. Hal ini menyebabkan kulit menjadi kering dan kusam, bahkan dapat memperjelas tampilan garis halus dan kerutan. Untuk mengatasi kulit kering seperti ini, wajib hukumnya untuk menggunakan pelembap tiap hari dan memberi hidrasi yang cukup bagi kulit.

Fase Follicular

Fase follicular terjadi selama 10-16 hari pertama dari siklus menstruasi. Selama fase ini, kadar estrogen akan mulai naik perlahan, sehingga membuat kulit Anda berada pada kondisi terbaiknya dan jarang mengalami iritasi. Pada fase ini, kadar testosteron pun akan meningkat dan membuat kulit Anda kaya akan kelembapan alami dan kolagen, sehingga kulit akan lebih kuat dan elastis.

Fase Ovulasi

Hari ke-14 sebelum menstruasi Anda dimulai adalah mulainya fase ovulasi. Di awal fase ini, kulit Anda masih berada dalam kondisi optimal, hingga kadar testosteron dan estrogen menurun. Saat kadar progesteron mulai meningkat, kulit Anda akan jadi lebih berminyak dari biasanya.

Dengan meningkatnya kadar minyak pada fase ini, kulit juga akan lebih rentan terhadap bakteri penyebab jerawat. Sekresi sebum yang naik bersamaan dengan suhu tubuh sekaligus menciptakan lingkungan kulit yang baik bagi pertumbuhan bakteri yang cenderung membuat kulit tampak lebih kusam dan pigmen yang menjadi lebih gelap. Oleh karena itu, Anda bisa merawat kulit dengan produk oil-free atau oil-control di fase ini, ya!

Fase Pramenstruasi

Produksi sebum dapat berlanjut setelah fase ovulasi atau menuju ke menstruasi berikutnya. Bagi Anda yang rentan berjerawat, mungkin ini bisa jadi fase yang paling menyebalkan dari periode menstruasi. Tubuh akan memproduksi hormon androgen lebih banyak pada siklus ini. Pori-pori akan tampak lebih besar dan produksi minyak pun makin banyak. Oleh karena itu, pastikan Anda menggunakan rangkaian perawatan kulit yang mumpuni dan tidak menggunakan produk yang terlalu ‘berat’ atau berpotensi menyumbat pori-pori.

Jerawat dan siklus menstruasi

Setelah melewati pubertas, kelenjar sebaceous alias kelenjar minyak akan semakin besar dan membuat produksi sebum makin banyak. Nah, kerja dari kelenjar ini sangat dipengaruhi oleh hormon seks seperti estrogen, testosteron, progesteron, serta androgen.

Alhasil, saat terjadi perubahan hormon produk sebum di kulit pun dapat meningkat, bahkan berlebih. Produksi sebum berlebih inilah yang dapat menumpuk di pori-pori, mengakibatkan penyumbatan, dan menimbulkan jerawat. Dengan mengetahui perubahan kondisi kulit seiring siklus menstruasi, yuk, rawat kulit sesuai kebutuhannya!

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top
Open chat
1
Selamat datang di Aunillah Store, hubungi kami untuk info lebih lanjut